Sunday, July 24, 2016

Malin Kundang

Menurutmu siapa yang lebih salah, si Malin Kundang atau Ibunya?

Malin tentu saja salah, tapi menurutku, si Ibu lebih salah. Punya anak itu berbeda dari punya suami/istri, kita tidak bisa memilih kartu. Punya anak itu seperti membuka kartu di tengah tumpukan kartu yang tertutup. Tidak ada yang tahu, random. Mungkin setelah mengambil, kita bisa mengatur sedemikian rupa sehingga kartu itu jadi berguna untuk kita, tapi sekali lagi, semuanya adalah mungkin. Si Ibu punya pilihan untuk melahirkan atau tidak si Malin. Ketika si Ibu kemudian merasa mendapat "kartu jelek", lalu mengutuk anaknya menjadi batu, itu adalah keputusan yang egois. Sangat egois.

Sama seperti si Ibu, Malin juga mempunyai pilihan untuk mengakui atau tidak Ibunya. Pilihannya memang salah. Tapi, dia tidak mempunyai pilihan untuk dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan. Itu adalah pilihan Ibunya.

Aku cuma ingin bilang, anak kita nanti, jangan dimarahi dengan kata-kata "anak durhaka", "anak tidak tahu diuntung", dll. Hanya karena kita menganggap si anak berhutang hidup pada kita, bukan berarti kita bisa menyalahkannya jika dia memilih untuk menjadi seseorang tidak seperti yang kita harapkan. Kita yang sekarang punya pilihan, hanya kita yang bisa memutuskan.

0 comments:

Post a Comment